Nama: Juliana Poernomo Putri
Nim: 08410100197
Tugas: Resum Sispak Pertemuan 3
Dosen: Titik Lusiani
Dosen: Titik Lusiani
Sistem Berbasis Aturan
Sistem berbasis aturan (rule-based system) menggunakan Modus Ponens sebagai dasar untuk memanipulasi aturan, yaitu:
fakta A benar, dan
operasi A ! B benar,
maka fakta B adalah benar
Jadi dapat disimpulkan bahwa proses penyelesaian masalah pada sistem berbasis aturan adalah menciptakan sederet fakta-fakta baru yang merupakan hasil dari sederetan proses inferensi sehingga membentuk semacam jalur antara definisi masalah menuju pada solusi masalah. Deretan proses inferensi tersebut adalah inference chain.
Sebagai contoh, sebuah sistem peramal cuaca dibangun dengan sistem berbasis pengetahuan untuk mengetahui keadaan cuaca pada 12 sampai 24 jam ke depan.
RULE 1: IF suhu udara di atas 32oC
THEN cuaca panas
RULE 2: IF cuaca panas
THEN daun kering
RULE 3: IF cuaca panas dan udara kering
THEN sangat mungkin terjadi kebakaran hutan
Jika hanya rule 1 (tanpa rule 2 dan rule 3), sistem berbasis pengetahuan tidak berarti apa2.
Karena itu sebuah sistem berbasis pengetahuan harus terdiri atas sekelompok aturan yang membentuk rangakaian aturan rule chain.
Fakta didefisinikan sebagai statemen yang dianggap benar. Contoh:
suhu udara di atas 32oC dan cuaca panas adalah fakta.
Maka proses inferensi melihat fakta-fakta dari premis pada Rule 1 dan Rule 2 sebagai dasar untuk menghasilkan fakta baru: Cuaca panas dan Udara kering.
Selanjutnya proses inferensi melihat bahwa kedua fakta ini sesuai dengan premis pada Rule 3, maka akan dihasilkan fakta baru lagi:
Sangat mungkin terjadi kebakaran hutan.
Representasi Pengetahuan
Pengetahuan dibedakan menjadi 3 klasifikasi yaitu:
- Prodecural Knowledge adalah pengetahuan yang berkaitan dengan prosedur atau cara untuk melakukan sesuatu. Contohnya, bagaimana cara mendidihkan air dalam panci.
- Declarative Knowledge adalah pengetahuan untuk dapat menentukan nilai benar dan salah suatu hal. Contohnya, jangan celupkan tangan anda dalam air yang mendidih.
- Tacid Knowledge kadang disebut juga sebagai "unconscious knowledge", karena pengetahuan tidak dapat diekspresikan atau didefinisikan dengan bahasa. Contohnya, bagaimana menggerakkan tangan.
Representasi Pengetahuan adalah metode yang digunakan untuk mengodekan pengetahuan dalam suatu sistem pakar. Yang dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting problema dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan problema.
Model Representasi Pengetahuan
Pengetahuan dapat dipresentasikan dalam bentuk yang sederhana atau kompleks, tergantung dari masalahnya. (Schnupp, 1989)
- Logika
- Jaringan Semantik (Semantic nets)
- Object-Attribute-Value (OAV)
- Bingkai (Frame)
- Aturan Produksi (production rule)
- Suatu pengkajian ilmiah tentang serangkaian penalaran, sistem kaidah, dan prosedur yang membantu penalaran.
- Komputer harus dapat menggunakan proses penalaran deduktif dan induktif kedalam bentuk yang sesuai dengan manipulasi komputer, yaitu logika simbolik atau matematika.
- Bergerak dari penalaran umum menuju ke konklusi khusus.
- Umumnya dimulai dari suatu silogisme
- Atau pernyataan premis dan inferensi
- Premis Minor
- Konklusi
Contoh:
Premis Mayor : Jika hujan turun saya tidak akan kuliah
Premis Minor : Pagi ini hujan turun
Konklusi : Oleh karena itu pagi ini saya tidak akan kuliah
- Bergerak dari masalah khusus ke masalah umum.
- Menggunakan sejumlah fakta atau premis yang mantap untuk menarik kesimpulan umum.
- Premis : Dioda yang salah menyebabkan peralatan elektronik rusak.
- Premis : Transistor rusak menyebabkan peralatan elektronik rusak.
- Premis : IC rusak menyebabkan peralatan elektronik tidak berfungsi.
- Konklusi : Maka, peralatan semikonduktor merupakan penyebab utama rusaknya peralatan elektronik.
- Logika Proposional
- Logika Predikat
- Proporsisi merupakan suatu statement atau pernyataan yang menyatakan benar (TRUE) atau salah (FALSE).
- Suatu logika yang lebih canggih yang seluruhnya menggunakan konsep dan kaidah proporsional yang sama.
- Disebut juga kalkulus predikat, yang memberi tambahan kemampuan untuk mempresentasikan pengetahuan dengan cermat dan rinci.
Proses reasoning dari sebuah sistem berbasis aturan adalah tahapan proses mulai dari sekumpulan fakta menuju solusi, jawaban dan kesimpulan.
Terdapat dua macam cara yang dapat digunakan untuk menghasilkan suatu kesimpulan, yaitu:
– Forward Chaining (data driven): kesimpulan dihasilkan dari seperangkat data yang diketahui.
– Backward Chaining (goal driven): memilih beberapa kesimpulan yang mungkin dan mencoba membuktikan kesimpulan tersebut dari bukti-bukti yang ada.
Forward Reasoning
Forward chaining merupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai (bernilai TRUE) maka proses akan menyatakan konklusi.
Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru diperoleh konklusi. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan forward chaining.
Intinya adalah forward chaining adalah dari Data ke Tujuan/goal
Contoh:
A1 = suhu tubuh >= 38 0 C
Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru diperoleh konklusi. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan forward chaining.
Intinya adalah forward chaining adalah dari Data ke Tujuan/goal
Contoh:
A1 = suhu tubuh >= 38 0 C
A2 = batuk
A3 = pilek
A4 = batuk yang terus menerus
A5 = nafas berbunyi
P1 = demam biasa
P2 = batuk biasa
P3 = influensa / infeksi virus
P4 = batuk rejan
P5 = infeksi saluran nafas
Kaidah – kaidah pada basis pengetahuan meliputi :
R1 = IF A1 THEN P1
R2 = IF A2 THEN P2
R3 = IF P1 AND (P1 OR A3) THEN P3
R4 = IF P3 AND A4 THEN P4
R5 = IF P3 And A5 THEN P5
Fakta – fakta yang diperoleh dari unsur adalah demam, batuk, dan batuk tersebut lebih sering di malam hari (A1, A2,A4)
Jelaskan bagaimana sisitem pakar memperoleh kesimpulan jika tehnik inferensi yang digunakan adalah :
Pelacakan yang berawal dari data (forward chaining)
Pelacakan yang berawal dari kesimpulan (backward chaining)
Langkah- langkan forward chaining :
Langkah1 :
A1 , A2 , A4 adalah fakta
Cari fakta baru yang memiliki A1 dan A2 pada sisi JIKA
R1 = IF A1 THEN P1
R2 = IF A2 THEN P2
Fakta baru yang ada P1, P2, A4
Langkah 2 :
Cari fakta baru yang memiliki P1, P2, A4 pada sisi JIKA
R3 = IF P1 AND (P2 OR A3) THEN P4
Fakta A3 tidak ditemukan, jadi :
R3 = IF P1 AND P2 THEN P3
Fakta baru yang ada P3 dan A4
Langkah 3 :
Cari fakta baru yang memiliki P3 dan A4 pada sisi JIKA
R4 = IF P3 AND A4 THEN P4
Kesimpulannya P4 atau Batuk Rejan
Irawan. Jusak. 2007. Buku Pegangan Kuliah Sistem Pakar Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Tejnik Komputer Surabaya. Surabaya: STIKOM